Bapak dan Ibu Guru, Pesatnya Ilmu Pengetahuan dan ilmu Teknologi semakin cepat, seiring dengan kemajuan zaman khususnya pada era globalisasi. Beberapa temuan teori baru yang kebanyakan dicetuskan oleh orang-orang yang pintar kian hari kian bertambah. Abad lalu orang menggunakan teori dan teknologi tertentu, abad sekarang sudah diganti dengan teori dan teknologi yang baru dan canggih, dan tidak menutup kemungkinan abad mendatang teori tersebut akan diganti lagi dengan teori yang lebih canggih.
Tentu sebagai guru harus bisa menyikapi laju pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagaimana caranya ? dan metode apakah yang digunakan ? apakah kita harus terus menerus menampung fakta, teori dan informasi dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang semakin banyak dan berkembang. Sedangkan kita ketahui bahwa kemampuan daya ingat manusia memiliki keterbatasan untuk mengingat dan menghafalkan fakta, teori dan informasi.
Menurut T.Raka Joni (1993) upaya penyebarluasan penerapan pendekatan belajar aktif di Indonesia, atau ketika itu dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), sudah di mulai sejak tahun 1978 melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G). Upaya ini dilakukan dengan cara menatarkan teknik dan strategi pelaksaan CBSA kepada 7.000 pendidikan guru (5.000 guru SPG dan 2000 dosen IKIP FKIP) dengan harapan mereka yang menyebarkan gagasan pembaharuan ini ketingkat sekolah melalui para lulusannya. Namun ternyata, upaya ini kurang menunjukan dampak yang nyata di madrasah.
Penjaskes sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pola pikir keilmuan anak didik. Pengembangan pola pikir dikaitkan dengan kesadaran pentingnya memiliki keterampilan untuk memproses dan mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar. Kesadaran akan adanya keterkaitan yang saling mempengaruhi antara Penjaskes dan teknologi dalam penerapannya.
Untuk mencapai dan merealisasikan tujuan pengajaran Penjaskes tersebut bukan hal yang sederhana dan mudah seperti membalikan telapak tangan. Guru perlu memiliki sikap dan kemampuan dasar dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah menguasai metode mengajar, guru akan dapat mengajar secara efektif serta dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Selain itu, tiak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar siswa sekarang belum termotivasi dalam pembelajaran Penjaskes dengan alasan bahwa pelajaran Penjaskes itu sulit untuk dipelajari khususnya dalam materi pembelajaran tentang atletik.
Penulis mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan tujuan meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran Penjaskes dengan menggunakan model pembelajaran Pendekatan Active Learning di kelas X MAN Cibaliung
Anda bisa membacanya dengan meng-klik link dibawah ini:
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penjaskes di Kelas X (Unduh)
Posting Komentar untuk "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penjaskes di Kelas X "
Ketik Komentar anda disini